sumber gambar: mohamed Abdelgaffar from pexels.com |
Hubungan
adik-kakak bisa dibilang adalah hubungan yang pertama terjalin di dalam sebuah
keluarga sebagai hubungan pertemanan dan akan menjadi hubungan pertemanan
paling bertahan lama dalam kehidupan seseorang. Hal yang sangat wajar terjadi
ketika seorang kakak menyuruh adiknya untuk melakukan sesuatu dan begitupun
sebaliknya, namun apa yang akan terjadi jika hal tersebut terjadi secara
berkala dan membuat salah satu pihak merasa tidak nyaman?
Intimidasi dari saudara kandung sangat mungkin terjadi jika salah satu pihak merasa
superior dan akhirnya mengintimidasi pihak lain. Dalam KBBI, intimidasi memiliki
arti tindakan menakut-nakuti
(terutama untuk memaksa orang atau pihak lain berbuat sesuatu); gertakan;
ancaman. Bentuk intimidasi antar saudara sendiri bisa sangat beragam, bisa berbentuk
perintah yang berulang dan membuat tidak nyaman, paksaan, berteriak dan
mengancam, bahkan sampai ke perbuatan fisik yang melukai salah satu pihak,
hal-hal tersebut bisa menjadi bentuk bullying
yang dilakukan oleh saudara sendiri. Wolke et. al (2015) menjelaskan Bullying oleh saudara adalah setiap
perilaku agresif yang tidak diinginkan oleh saudara yang berkemungkinan akan
terulang, bullying dapat menimbulkan efek negatif pada fisik, psikologis dan
kehidupan sosial korban. Bullying
sendiri terbagi menjadi dua yaitu langsung dan tidak langsung yang terbagi lagi
menjadi bullying fisik, verbal,
relasional serta merusak properti. Bullying
oleh saudara sendiri akan terjadi secara tidak sadar, semua perilaku
seolah-olah wajar namun sebenarnya salah satu pihak merasa tidak nyaman dengan
perilaku itu.
Penyebab
intimidasi dari saudara sendiri bisa terjadi karena adanya siblings rivalry. Salah satu kasus siblings rivalry adalah ketika sang kakak cemburu dan merasa takut
bahwa semua perhatian akan beralih pada sang adik saat adiknya lahir dan
akhirnya sang kakak mencari cara untuk merebut kembali semua perhatian yang
diberikan kepada adiknya saat adiknya sudah lahir. Orang tua sangat berperan
besar dalam mencegah siblings rivalry,
seperti yang dilansir situs IDAI (Indonesian
Pediatric Society) (2017), siblings
rivalry dapat dicegah jika orang tua memperlakukan anak mereka sebagai
individu yang berbeda sesuai dengan karakternya serta membimbing anak untuk
menyatakan perasaan serta pendapatnya dengan baik. Selain itu, orang tua tidak
boleh bias pada satu anak, juga tidak boleh membandingkan anak-anak mereka.
Intimidasi
saudara juga bisa terjadi karena buruknya kualitas pengasuhan orang tua serta
peran orang tua yang sangat minim dalam perkembangan anaknya. Hoetger et. al
(2014) berpendapat bahwa bullying antar saudara terjadi karena kurangnya
edukasi dan diskusi tentang bullying itu sendiri, sehingga pihak-pihak yang
terlibat tidak menganggap perilaku agresi atau intimidasi antar saudara sebagai
bullying. Sebagian orang tua akan menganggap bentuk-bentuk intimidasi antar
saudara adalah hal yang normal, namun hal tersebut bisa termasuk kedalam bentuk
bullying.
Efek
dari intimidasi atau bullying oleh saudara
adalah kemungkinan korban mengalami depresi dua kali lipat dibandingkan dengan
mereka yang tidak diintimidasi saudara, meningkatnya tingkat kecemasan walaupun
dalam waktu yang singkat, juga sangat berkemungkinan untuk melakukan self-harm (Bowes et. al, 2014). Efek
lain yang ditimbulkan adalah kemungkinan berkembangnya gangguan psikotik,
gangguan mental yang menyebabkan pemikiran dan persepsi abnormal pada korban
(Dantchev et.al, 2018). Bullying antar saudara meningkatkan resiko korban
terkena bullying di sekolahnya (Wolke & Skew, 2011). Dampak yang
ditimbulkan tidak jauh berbeda dengan bullying
yang dilakukan oleh teman sebaya, hanya saja hubungan antara saudara bertahan
sepanjang perkembangan yang artinya kemungkinan peluang bagi korban untuk
melarikan diri sangat kecil.
Permasalahan
ini memang terlihat sederhana, namun efek yang ditimbulkan tidak main-main,
masa depan korban terancam karena ulah saudaranya sendiri. Kasus-kasus seperti
ini jarang diungkapkan ke media karena faktor keluarga yang menganggap ini
adalah hal biasa. Orang tua adalah tempat pertama di mana anak bisa meminta
bantuan, anak akan segera melaporkan tindakan intimidasi yang dilakukan
saudaranya kepada orang tua mereka. Namun jika orang tua mereka menganggap hal
itu adalah hal yang wajar, mereka tidak akan yakin untuk melaporkan tindakan
saudaranya itu kepada pihak di luar keluarga. Juga sudah seharusnya antar
saudara bisa mengerti keadaan saudaranya yang lain sehingga tidak terjadi
intimidasi.
Referensi
Bowes, L., Wolke, D., Joinson, C., Lereya, S. T., &
Lewis, G. (2014). Sibling Bullying and Risk of Depression, Anxiety, and
Self-Harm: A Prospective Cohort Study. Pediatrics,134(4). doi:10.1542/peds.2014-0832
Dantchev, S., Zammit, S., & Wolke, D. (2018). Sibling
bullying in middle childhood and psychotic disorder at 18 years: A prospective
cohort study. Psychological Medicine,48(14), 2321-2328. doi:10.1017/s0033291717003841
Hoetger, L. A., Hazen, K. P., & Brank, E. M. (2014). All
in the Family: A Retrospective Study Comparing Sibling Bullying and Peer
Bullying. Journal of Family
Violence,30(1),
103-111. doi:10.1007/s10896-014-9651-0
Setiawan, E. (n.d.). Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI). Retrieved August 19, 2019, from https://kbbi.web.id/intimidasi
Wolke, D. &
Skew, A. (2011). Bullying among siblings. International Journal of
Adolescent Medicine and Health, 24(1), pp. 17-25. Retrieved 19 Aug. 2019,
from doi:10.1515/ijamh.2012.004
Wolke, D., Tippett, N., & Dantchev, S. (2015). Bullying
in the family: Sibling bullying. The Lancet
Psychiatry,2(10),
917-929. doi:10.1016/s2215-0366(15)00262-x
Yolanda, N. (2017, February 16). Tips Mencegah Sibling
Rivalry. Retrieved August 13, 2019, from http://www.idai.or.id/artikel/klinik/pengasuhan-anak/tips-mencegah-sibling-rivalry